Pada zaman kapal layar dahulu, tali temali adalah dasar pengetahuan yang harus diketahui oleh tiap-tiap anak buah kapal layar karena banyak berhubungan dengan keselamatan kapal dan keselamatan jiwanya sendiri.
Hal ini disebabkan karena dengan ikatan yang sederhana saja dan cepat para pelaut dapat mengikat maupun melepaskan suatu ikatan dimana bila pengetahuan ini tidak diketahui akan ada kemacetan dalam ikatan tali menali sehingga untuk kapal layar dapat terjadi bahaya dalam olah geraknya.
Juga untuk naik turun ke tiang layar diperlukan tangga-tangga dari tali serta untuk mengikat dirinya sendiri pada tiang layar bilamana sedangbekerja diperlukan pengetahuan tentang tali menali. Lama kelamaan pengetahuan tali menali berkembang sehingga terjadi tali-tali hiasan maupun simpul-simpul.
Jenis-jenis tali yang terdapat di kapal :
1. Manila
2. Nylon
3. Sisal
4. Coir atau serabut kelapa
5. Hemp atau hennep
6. Jute
7. Flax
8. Cotton
9. Polyester
10. Polypropylene
11. Polythene
12. Terylene
Tali Manila :
Tali manila atau abaca atau musa textilis adalah tali yang terbaik untuk dikapal sehari-hari dalam kapal dan terbuat dari serat abaca dari tanaman termasuk kelompok pisang dan banyak terdapat di Pilipina.
Sebagai tali ia licin, mengkilap, kuat, lentur, tahan lama dan mudah digunakan selain tahan terhadap air laut.
Tali manila dapat merenggang lebih kurang 25% dari panjangnya.
Tali manila dengan keliling 6 inci atau diameter 2 inci mempunyai daya tahan 16 ton.
Tali Nylon:
Tali nylon adalah yang terkuat namun juga yang termahal dari tali-tali yang dipergunakan diatas kapal.
Telah terbukti bahwa tali nylon 6,5" sama kekuatannya dengan tali manila 10" dan lebih tahan 15 kali daripada tali manila dalam keadaan yang sama pemakaiannya. Harganya lebih mahal 5x dari tali manila.
Dapat merenggang 10% dari panjangnya. Nylon termasuk dalam kelompok serat sintetis.
Tali nylon mempunyai sifat licin, enteng dan tahan terhadap gesekan. Juga tahan terhadap air laut namun tidak tahan terhadap asam-asam kimia semacam acid dan alkali.
Karena licinnya maka bila membuat mata dari tali nylon diperlukan masuk dalam untai-untainya paling sedikit 4x bahkan lebih baik 6x. Tali nylon banyak dipakai juga sebagai buntut atau ujung tros dari kawat untuk menyandarkan kapal karena lebih enteng dan tahan terhadap tegangan. Biasanya ujung ini panjangnya 6 fathom atau 6 x 1,83 meter. Ukuran standar dari tali dalam perdagangan adalah fathom. Untuk panjang tali di Inggris adalah 120 fathom sedangkan di Amerika mempunyai ukuran panjang 200 fathom. Di negara-negara Eropa maupun Asia dimana berlaku sistem metrik panjang tali dalam perdagangan adalah 220 meter. Namun harap diingat bahwa 220 meter adalah sama panjang dengan 120 fathon.
Tali Sisal:
Tali sisal atau agave sisalana terbuat dari serat-serat daun Aloe yang termasuk dalam kelompok keluarga nanas. Banyak terdapat di Jawa dan Afrika Timur.
Termasuk juga tali yang kuat dan kekuatan dari tali sisal yang baik hampir sama kekuatannya dengan tali manila yang kwalitet sedang. Warnanya putih bersih namun tidak licin.
Bilamana sudah beberapa kali dipakai akan keluar serat-serat serabutnya sehingga mengganggu bilamana dipegang dengan tangan terbuka.
Bila terkena air lebih menggelembung daripada tali manila. Kekuatan tali sisal yang mempunyai keliling 6 inci adalah antara 9 s/d 13 ton. Bila dapat memilih maka untuk kapal lebih baik mempergunakan tali manila.
Coir atau tali serabut kelapa:
Terbuat dari serat-serat serabut kelapa dan benangnya diimpor dari India dan Sri Langka.
Serat-serat tersebut sebelumnya direndam dalam air untuk waktu yang lama baru kemudian dibuat benang oleh penduduk dan benangnya kemudian di ekspor.
Tali serabut kelapa sangat lentur, berwarna merah dan sangat mudah mengapung.
Terutama dipakai sebagai tali gandeng di pelabuhan dan ukurannya bervariasi antara 16 s/d 22 inci dalam kelilingnya.
Biasanya berputar air atau berputar kabel yaitu tali yang terdiri dari tiga untai tapi tiap-tiap untai terdiri dari untaian tiga kali. Secara umum beratnya setengah dari tali manila dan kekuatannya hanya seper-enam dari kekuatan tali manila yang sama ukurannya.
Mempunyai daya lentur antara 60 s/d 100% dari panjangnya.
Juga ada tali serabut kelapa yang terdiri dari tiga untai biasa dan daya lenturnya hanya 45%.
Biarpun tali serabut kelapa mudah mengapung namun harus dijaga jangan sampai terlalu banyak meresap air karena dapat tenggelam karenanya. Terutama di perairan yang berkarang hal ini harus diperhatikan. Tali ini akan mudah menjadi busuk kalau disimpan dalam keadaan basah.
Tali hemp:
Hemp yang bernama latin Cannabia Satira berasal dari New Zealand dan St Helena. Karena dari daerah-daerah ini kwalitasnya kurang baik dipakai untuk inti atau jiwa dari kawat-kawat baja.
Namun hemp yang berasal dari Italia berkualitas baik dan karenanya dipakai untuk tali-tali.
Termasuk tali yang kuat dan kekuatannya melebihi tali manila yang terbaik sebanyak 20% (1 1/5 kali).
Tidak menggelembung bilamana basah tetapi karena mahal maka pemakaiannya di kapal telah dilampaui oleh tali manila.
Dipakai untuk tali yang melalui blok-blok karena lemasnya.
Tali jute:
Nama latin corchorus dan berasal dari India dan dipakai untuk bahan pembuat karung goni dan juga sebagai inti dari kawat-kawat baja.
Untuk kawat-kawat baja lebih banyak dipakai hemp karena lebih kuat dari jute.
Flax:
Dipakai untuk benang-benang layar dan terpal. Juga dipakai untuk benang-benang jahit karena tahan gesekan. Nama latin linum usitatissum.
Tali cotton :
Bahan dari tali cotton atau gossypium atau kapas sering dipakai untuk tali bendera maupun untuk pegangan tali tangga di gangway-gangway kapal.
Tali polyester, polyproylene, polythene :
Tali-tali ini terbuat dari serat buatan. Untuk polythene dan polypropylene mempunyai keuntungan bahwa dapat mengambang di air. Ke tiga-tiganya tidak sekuat tali nylon.
Untuk tali polythene kekuatannya sebagai tali adalah antara tali manila dan nylon. Karena mempunyai daya serap yang kecil maka mudah mengambang.
Sebagai tali sintetis adalah yang paling tepat sebagai pengganti tali serabut kelapa. Titik cair adalah 135° Celsius dan tali itu akan mengkerut pada suhu yang lebih rengah.
Pada suhu 60° C akan berkerut sebesar 4% dan pada suhu 100° C akan berkerut sebesar 14%.
Tidak terganggu bilamana terkena bahan kimia industri dan bakteri dan tahan terhadap cahaya matahari dan gesekan-gesekan.
Lebih kuat 7 X daripada tali serat sabut kelapa.
Sebuah tali polythene dengan keliling 6 inci dan berat 262,50 kg per satu coil atau gulungan tali dari 220 meter mempunyai kekuatan daya putus sebesar 20 ton.
Tali Terylene:
Tali terylene seperti tali nylon sering dipakai sebagai ujung-ujung dari kawat-kawat gandengan di kapal.
Juga seperti nylon dan tali-tali sintetis lainnya tahan gesekan. Bila sebelah luar dari tali sintetis luka terkena gesekan maka serat-serat sintetis akan mengumpul sehingga mencegah melepasnya dari benang-benang dan serat-serat yang sebelah dalam dari tali itu.
Hal ini berarti bahwa sebelah dalam dari tali sintetis tidak akan berkurang kekuatannya.
Selain itu gesekan-gesekan antara benang-benang, serat dan untai- untai dari tali-tali sintetis tidak seperti pada tali-tali yang terbuat dari serat-serat alam. Juga tali sintetis tidak mudah terbakar. Karena titik-titik cairnya rendah maka ujung-ujung dari tali-tali serat buatan dapat disatukan dengan membakarnya sehingga untuk tali-tali kecil serat sintetis agar tidak terlepas ujung-ujungnya cukup dibakar dengan api saja dan tidak perlu diikat seperti tali-tali serat alam.
Terylene tidak tahan terhadap asam alkali yang kuat. Tali-tali dari serat buatan bilamana terkena air kekuatannya tidak berubah namun untuk tali-tali yang terbuat dari serat alam akan berkurang kekuatannya. Umpama untuk tali manila akan berkurang kekuatannya menjadi 90% dan tali hemp 80% dari kekuatannya mula-mula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar